Jumat, 16 Oktober 2015

Pendataan dan Validasi Realisasi Kartu Jakarta Pintar di Sekolah SDN TEGAL ALUR 01 PG dalam Penerapan Mata Kuliah Character Building bersama Teach For Indonesia



Kelas  :Character Building Profesional Development (CA33-CL)
Dosen : Simon Mangatur Tampubolon (D4564)
Hari     : Jumat, 16 Oktober 2015
Waktu : 09:00 - 11.30 WIB (150 Menit)
Lokasi : SDN TEGAL ALUR 01 PG. Jl. Kamal Raya No. 14 Kalideres

Tim yang Hadir :
Ketua         : Andris Sanjaya
Anggota     : 1. Reza Raditya
                    2. Raka Pradana Virzi
                    3. Stevanus Dewangga
                    4. Kahfi
                    5. Randy
                    6. Giovanni Fiorentino
                    7. Dwitrista Chlorofillano Garno

Tim yang tidak hadir : Tidak ada












TEORI CHARACTER BUILDING a. Etika Terapan
Secara estimologis etika dan moral memiliki arti yang sama. moral berasal dari latin 'mos' atau 'mores' (bentuk jamak). bila diterjemahkan kedalam bahasa indonesia , 'mos' atau 'mores' berarti kebiasaan atau adat istiadat.

Etika dan Etiket
Etiket berkenaan dengan cara suatu perbuatan dilakukan, misalnya cara menyajikan makanan, cara makan, cara berbicara dll. sedangkan etika berhubungan dengan masalah apakah suatu perbuatan boleh atau tidak boleh dilakukan, misalnya menyajikan makanan yang sudah kadaluarsa, tidak makan makanan orang lain, tidak boleh memfitnah orang lain. etiket berlaku dalam pergaulan, jadi hanya berlaku jika ada orang lain. sedangkan etika berlaku baik ada orang lain maupun tidak.

Amoral dan Immoral
Amoral dalam tulisan ini diartikan sebagai tidak mempunyai relevansi etis, tidak berhubungan dengan konteks moral, sedangkan immoral diartikan sebagai bertentangan dengan moralitas, tidak etis ( Bertens, 1997: 8-9)
Fungsi Etika Terapan

Fungsi Etika Terapan
bagaimana pun juga etika terapan bukanlah sesuatu yang sudah jadi dan siap pakai, seperti norma-norma dan prinsip-prinsip atau nilai. memang terdapat beberapa prinsip atau nilai umum yang dapat dijadikan pedoman akan tetapi prinsip dan nilai tersebut tidak dengan sendirinya dapat langsung diterapkan dalam situasi apa pun dan dimana saja.

b.Teori-Teori Etika 

Utilitarianisme
Merupakan doktrin moral dimana kita harus bertindak supaya menghasilkan supaya menghasilkan kebahagiaan terbesar bagi setiap orang yang dipengaruhi oleh tindakan kita tersebut.

Duty-Based Ethics
Etika yang berdasar pada kewajiban biasa disebut juga dengan etika deontologi. etika deontolog memperhatikan motivasi yang berasal dari dalam diri setiap orang. kita dapat merumuskan perbedaan antara Etika Utilitarianisme dengan Etika Deontologi. Etika Utilitarianisme memberi penekanan pada tujuan dan akibat dari suatu perbuatan.sedangkan Etika Deontologi tidak memperhatikan tujuan dan akibat dari suatu perbuatan.

Teori Hak (Rights-Based Ethics)
Menurut Bertens (2000:72-73) teori mengenai hak sangat mendominasi pemikiran moral dewasa ini. teori ini paling banyak dipakai untuk mengevaluasi baik buruknya suatu perbuatan atau prilaku . Bertens berkesimpulan bahwa pada dasarnya teori hak merupakan salah satu aspek dari teori deontologi. hal ini disebabkan menurut bertens karena hak berkaitan dengan kewajiban. malah bisa dikatakan hak dan kewajiban bagaikan dua sisi dari uang logam yang sama.

Teori Keutamaan
Bertens mendefinisikan keutamaan sebagai 'diposisi watak yang telah diperoleh seseorang dan memungkinkan dia untuk bertingkah laku baik secara moral. sebetulnya dalam kehidupan bermasyarakat (polis) ada banyak keutamaan. dalam kaitan dengan bisnis misalnya, sekurang-kurangnya ada empat keutamaan mendasar (Bertens, 2000:75). Keempat keutamaan itu adalah kejujuran, fairness, kepercayaan, dan keuletan.

INTERVIEW SISWA PENERIMA KJP
Kelompok kami setelah mendapatkan informasi dari TFI bahwa kami harus membantu pemprof DKI dalam Interview salah satu sekolah di jakarta yang menerima KJP, kami langsung mendaftarkan kelompok kami di web TFI. lalu setelah berhasil mendaftar kami langsung segera berdiskusi untuk menentukan waktu pelaksaan interview dan mempelajari instrumen yang diberikan TFI dan instrumen interview KJP dari pemprof DKI. setelah itu kami langsung memilih SDN Tegal Alur 01 PG sebagai sekolah pertama yang kami akan lakukan interview KJP. Kami meminta Data penerima KJP terlebih dahulu kepada pihak TFI, lalu memperbanyak bahan-bahan pertanyaan tentang KJP. dan kelompok kami tidak memberikan form penilaian dari sekolah kepada kami pada hari itu karna kami berpikir untuk memberikannya pada pertemuan kedua. kami memulai pelaksanaan interview pada hari jumat, 16 Oktober 2015 pada pukul 08 :30 kami berkumpul di Kampus Alam Sutra dan pergi ketempat tujuan dengan mengendarai 2 mobil. kami sudah siap untuk pergi ke sekolah SDN Tegal Alur 01 PG dengan memakai Almamater Binusian, ID Binusian, memakai pakaian yang rapi, dan membawa surat dari pemprof DKI. kami menuju ke sekolah tersebut dengan bantuan dari Google map dan sampailah kami ketempat tujuan tanpa salah jalan. dan kami langsung masuk kesekolah tersebut dan bertanya kepada pembantu sekolah bahwa kami dari Mahasiswa Bina Nusantara ingin bertemu langsung dengan kepala sekolah SDN Tegal Alur 01 PG, tetapi ternyata kepala sekolah sedang berhalangan hadir karena sedang mengikuti pertemuan dengan polsek Tegal Alur. lalu kami pun bertemu dengan Pihak TU SDN Tegal Alur 01 PG. dan kami menjelaskan maksud kedatangan kami kepada pihak sekolah dan kami memperlihatkan surat dari pemprof DKI dan kami diterima dengan sangat baik disana. Pembelajaran yang kami terapkan disana yang telah kami pelajari di kelas Character Building adalah kami memperlihatkan Etika yang baik kepada Pihak sekolah SDN Tegal Alur 01 PG, dengan berpakaian rapi dan berkata dengan sopan.

METODE INTERVIEW YANG DITERAPKAN
metode yang kami terapkan ketika mengadakan interview di SDN Tegal Alur 01 PG adalah Face to Face. hal positif yang didapatkan dengan metode face to face adalah kami dapat melihat secara langsung sikap atau raut muka adik-adik SDN Tegal Alur 01 PG ketika kami lontarkan pertanyaan-pertanyaan seputar KJP. dan kejujuran mereka ketika menjawab pertanyaan-pertanyaan yang kami berikan bisa terlihat dengan sangat jelas. kekurangan dari metode Face to face ini adalah waktu yang kami perlukan untuk menanyakan pertanyaan seputar KJP lumayan menyita banyak waktu da terlihat banyak anak-anak yang terlihat bosan dan malah melihat kami ketika kami sedang melakukan interview terhadap temannya. sehingga interview yang dilakukan berjalan kurang efektif.

PENGUKURAN KINERJA DARI HASIL SURVEI PIHAK SEKOLAH

Berdasarkan hasil evaluasi dari pihak sekolah terhadap kinerja kami adalah mereka terlihat sangat senang dengan kinerja kami. menurut mereka kami sudah bekerja dengan maksimal dan sudah membantu mereka untuk menperjelas sistem pemerinta DKI. 

SURVEY EXTERNAL
hasil survei yang kami lakukan kepada sekolah dan anak penerima KJP sudah sangat baik. yang kami lihat dari hasil survei kami terhadap pihak sekolah, pihak sekolah sudah sangat baik menjalankan tugasnya. tetapi hanya perlu sedikit bersemangat dalam menjalankan tugasnya. mereka kurang bersemangat karena menurut mereka dalam menjalankan tugas-tugas mereka sebagai pihak sekolah terkadang dipersulit oleh sistem yang ada. sehingga pekerjaan mereka menjadi sangat banyak dan bahkan harus membuat mereka menjadi harus bekerja diluar jam kerja untuk bisa memenuhi pekerjaan mereka.

Hasil survei kami terhadap siswa siswi penerima KJP adalah anak-anak yang kami tanya terlihat sangat jujur dalam menjawab semua pertanyaan yang ada didalam kertas interview yang kami tanyakan kepada mereka semua. hal yang kami harus perbaikin dalam interview disekolah selanjutnya adalah komunikasi kami harus lebih jelas kepada siswa-siswi yang kami ajak bicara dan bisa menempatkan diri dengan baik.

SURVEY INTERNAL

-DISPLIN WAKTU
Yang menurut kelompok kami dapat menjadi contoh yang baik dalam hal disiplin waktu pada kegiatan kali ini adalah Reza Raditya, Stevanus Dewangga, Kahfi, dan Raka Pradana Virzi. karena mereka datang lebih awal dan sudah sangat siap untuk pergi ketempat tujuan.

Yang menurut kelompok kami yang masih harus bersemangat dalam disiplin waktu pada kegiatan kali ini adalah Andris Sanjaya, Randy, Giovanny Fiorentino dan Dwitrista Chlorofillano.karena andris sanjaya lewat dari jam yang telah ditentukan untuk berkumpul alasannya adalah karena terjebak macet disekitar bandara soekarno hatta, sedangkan Randy, Giovanny Fiorentino dan Dwitrista Chlorofillano Garno telat karena sedang ada jadwal mengajar ASLAB IT.

- IDE-IDE YANG DISAMPAIKAN
Yang menurut kelompok kami dapat menjadi contoh yang baik dalam hal memberikan IDE adalah Andris Sanjaya, Stevanus Dewangga, Reza Raditya, Raka Pradana Virzi, Kahfi , Randy, Giovanny Fiorentino, Dwitrista Chlorofillano Garno. Andris memberikan ide-ide untuk memilih sekolah dengan jarak yang tidak terlampai jauh, Stevanus Dewangga memberikan ide-ide untuk bersikap sopan dan santun saat berbicara, Reza Raditya memberikan ide-ide untuk memberikan pertanyaan-pertanyaan yang mudah dimengerti oleh anak SD, Raka Pradana Virzi memberikan ide-ide untuk mewawancarai anak-anak nya di dalam ruang kelas, Kahfi memberikan Ide-ide untuk mendokumentasikan berkas-berkas yang dimiliki sekolah terkait KJP ini, Randy memberikan ide-ide untuk menentukan hari pelaksaan yang efisien dan efektif, Giovanny memberikan ide-ide untuk meminta saran-saran dari kepala sekolah terkait sistem KJP pemerintah provinsi DKI, Dwitrista Chlorofillano Garno memberikan ide-ide untuk mencari jalan menuju ke tempat tujuan

Yang menurut kelompok kami yang masih harus bersemangat adalah tidak ada semuanya sudah memberikan ide-ide terbaik mereka.

- PENERAPAN DILAPANGAN
Yang menurut kelompok kami dapat menjadi contoh yang baik dalam hal penerapan dilapangan adalah semuanya karena semua sudah menjalankan tugasnya dengan baik seperti Andris Sanjaya, Stevanus Dewangga, dan Kahfi mewawancarai kepala sekolah dengan baik dan sopan. Reza Raditya, Raka Pradana Virzi, Randy, Giovanny Fiorentino dan Dwitrista Chlorofillano Garno melakukan interview dengan baik dan ramah terhadap siswa siswi SDN Tegal Alur 01 PG.

Yang menurut kelompok kami yang masih harus bersemangat adalah tidak ada semuanya sudah memberikan penerapan yang baik pada saat interview berlangsung.

- INISIATIF
Yang menurut kelompok kami dapat menjadi contoh yang baik dalam hal inisiatif adalah Andris Sanjaya, Reza Raditya, Raka Pradana Virzi, Stevanus Dewangga, Kahfi, Randy, Giovanny Fiorentino dan Dwitrista Chlorofillano Garno. Andris Sanjaya berinisiatif untuk mendapatkan semua informasi dari pihak TFI, Reza Raditya berinisiatif untuk membawa mobilnya sebagai kendara untuk menuju sekolah SDN Tegal Alur 01 PG, Raka berinisiatif untuk mengumpulkan siswa siswi SDN Tegal Alur 01 PG di salah satu ruangan, Stevanus Dewangga berinisiatif untuk membawa kamera sebagai alat dokumentasi kami, Randy berinisiatif untuk menentukan hari pelaksanaan, Giovanny berinisiatif untuk memfotocopy bahan-bahan pertanyaan KJP, Dwitrista berinisiatif untuk membawa mobil sebagai kendaraan untuk pergi ke SDN Tegal Alur 01 PG.

Yang menurut kelompok kami yang masih harus bersemangat adalah tidak ada semuanya sudah memberikan Inisiatif yang sangat baik.

- SIKAP 
Yang menurut kelompok kami dapat menjadi contoh yang baik dalam hal sikap adalah Reza Raditya, Raka Pradana Virzi, Stevanus Dewangga, Kahfi, Randy, Giovanny Fiorentino, Dwitrista Chlorofillano Garno. karena mereka semua memiliki sikap yang sopan dan santun saat berbicara dengan pihak sekolah.

Yang menurut kelompok kami yang masih harus bersemangat adalah Andris Sanjaya karena dia ketika kepala sekolah sedang berbicara dengan dirinya, eye contactnya masih kurang terhadap yang lebih tua. ketika pihak sekolah sedang berbicara dengan dirinya, ia malah menjawab sambil menulis dan matanya tidak melihat kearah pihak sekolah tersebut.

FORM EVALUASI



HASIL KEGIATAN
Hasil dari kegiatan interview yang kami lakukan adalah kami masih harus belajar untuk bersikap profesional secara etika dan prilaku terhadap orang lain. kami harus mengetahui lawan bicara kami terlebih dahulu sebelum kami berbicara. ketika berbicara dengan pihak sekolah yang dalam konteknya adalah bidang pendidikan makan kata-kata yang harus kami gunakan adalah harus sesuai dengan dunia pendidikan. dan ketika lawan bicara kami adalah anak - anak SD maka kata-kata yang kami gunakan pun harus sopan dan sesuai dengan dunia pendidikan dan juga yang perlu diperhatikan adalah kata-kata yang kita gunakan bisa dimengerti orang anak-anak yang masih kecil. dan ketika kami melakukan interview banyak anak-anak yang masih kurang mengerti dengan penggunaan KJP dan masih banyak juga yang tidak mengerti dengan apa yang kami tanyakan.

KESIMPULAN
Kesimpulan dari pelaksanaan tiap kegiatan adalah bahwa ketika kita diberikan sebuah tugas, apalagi itu adalah tugas yang sangat positif yaitu untuk membantu pemprof DKI melakukan interview kepada sekolah-sekolah yang menerima KJP, kita harus melakukannya dengan penuh profesional tidak dengan malas-malasan dan tidak bertanggung jawab. melakukan kegiatan dengan penuh tanggung jawab dan semangat, akan melatih kita menjadi orang yang beretika baik. 

NEXT TO DO
Perbaikan yang akan kami lakukan di pertemua berikutnya adalah kami akan meningkatkan kemampuan dalam berkomunikasi dengan orang lain. selalu bersikap sopan santun dan ramah kepada lawan bicara kami. tidak terpancing emosi dengan sikap-sikap yang tidak baik dari adik-adik SD kami. dan kami juga akan belajar untuk disiplin waktu baik itu dalam berkumpul dengan kelompok kami maupun ketika berkunjung kesekolah.



JUMLAH PESERTA
jumlah peserta yang kami lakukan interview adalah 61


Kesimpulan dari setiap anggota kelompok :

Nama saya Andris Sanjaya (1701293093) Binusian 2017 Jurusan DKV ANIMASI
Kelompok kami setelah mendapatkan informasi dari TFI bahwa kami harus membantu pemprof DKI dalam Interview salah satu sekolah di jakarta yang menerima KJP, kami langsung mendaftarkan kelompok kami di web TFI. lalu setelah berhasil mendaftar kami langsung segera berdiskusi untuk menentukan waktu pelaksaan interview dan mempelajari instrumen yang diberikan TFI dan instrumen interview KJP dari pemprof DKI. setelah itu kami langsung memilih SDN Tegal Alur 01 PG sebagai sekolah pertama yang kami akan lakukan interview KJP. Kami meminta Data penerima KJP terlebih dahulu kepada pihak TFI, lalu memperbanyak bahan-bahan pertanyaan tentang KJP. dan kelompok kami tidak memberikan form penilaian dari sekolah kepada kami pada hari itu karna kami berpikir untuk memberikannya pada pertemuan kedua. kami memulai pelaksanaan interview pada hari jumat, 16 Oktober 2015 pada pukul 08 :30 kami berkumpul di Kampus Alam Sutra dan pergi ketempat tujuan dengan mengendarai 2 mobil. kami sudah siap untuk pergi ke sekolah SDN Tegal Alur 01 PG dengan memakai Almamater Binusian, ID Binusian, memakai pakaian yang rapi, dan membawa surat dari pemprof DKI. kami menuju ke sekolah tersebut dengan bantuan dari Google map dan sampailah kami ketempat tujuan tanpa salah jalan. dan kami langsung masuk kesekolah tersebut dan bertanya kepada pembantu sekolah bahwa kami dari Mahasiswa Bina Nusantara ingin bertemu langsung dengan kepala sekolah SDN Tegal Alur 01 PG, tetapi ternyata kepala sekolah sedang berhalangan hadir karena sedang mengikuti pertemuan dengan polsek Tegal Alur. lalu kami pun bertemu dengan Pihak TU SDN Tegal Alur 01 PG. dan kami menjelaskan maksud kedatangan kami kepada pihak sekolah dan kami memperlihatkan surat dari pemprof DKI dan kami diterima dengan sangat baik disana. Pembelajaran yang kami terapkan disana yang telah kami pelajari di kelas Character Building adalah kami memperlihatkan Etika yang baik kepada Pihak sekolah SDN Tegal Alur 01 PG, dengan berpakaian rapi dan berkata dengan sopan.

Raka Pradana Virzi
SDN 01 Tegal alur.

Kelompok kami terdiri dari 2 jurusan yaitu DKV dan IT. Pada hari jumat kami mengadakan kunjungan untuk KJP dari TFI ke SDN 01 Tegal alur, dikarenakan anggota kelompok dari jurusan ada kelas sampai jam 9 maka kami yang jurusan DKV berangkat duluan namun ketua kelompok kami telat dating 40 menit dari perjanjian sehingga kami sampai di SD tersebut sekitar jam 9 pagi. Saat masuk kami langsung menuju ruang kepala sekolah namun sayangnya kepala sekolah tidak sedang ditempat sehingga kami bertemu dengan bagian Tata Usaha. Setelah berbincang akhirnya kami masuk kelas untuk mendata siswa penerima kjp, cukup banyak yang datang namun karna sempitnya waktu kami tidak dapat mewawancarai semua siswa. Selesai itu kami berbicara lagi kepada Tata Usaha dan mereka memberi beberapa masukan setelah itu kamipun kembali kebinus.

Kahfi
Nama saya Kahfi (1701358206) Binusian17 dari DKV.Animasi.


Hari Jum'at 16 october 2015 kelompok kita berencana mendatangi sekolah SDN Tegal Alur 01 pagi, untuk apa kita kesana? "Yap, untuk melaksanakan salah satu tugas dari mata kuliah CB (character building) di semester 5 yang diminta oleh TFI (teach for indonesia) yang bekerja sama oleh dinas pendidikan kota jakarta, untuk mendata tentang penerima KJP (kartu jakarta pintar).



Lasung saja, dalam kelompok kita beranggotakan 7 orang dengan 4 orang dari Dkv.animasi dan 3 orang dari IT, kita janjian jam 8 pagi berangkat untuk anak Dkv, dan 8.30 untuk anak IT (karna anak IT adalah asdos dan harus ngajar dulu). Tapi, salah satu orang dari Dkv dateng telat, jadi kita berangka jam 8.30 juga. Sampe di sana sekitar jam 10han lewat dikit, dan langsung bertemu pihak sekolah untuk meminta izin dan mempersiapkan berkas yang diperlukan.



Selanjutnya kita mengisi lembar form pertama, yang kita tanyakan langsung oleh Pak Syafe'i, beliau adalah petugas TU sekolah dan juga merangkap dan bertanggung jawab dalam pendataan dan pengecekan KJP di SD tersebut. Dan ada satu hal yang mengejutkan. "Apa Itu? "Beliau ternyata hanya sebagai guru honorer, sekali lagi "Honorer". Dengan jam kerja yang padat dan tak pasti, ia harus mengurus Tata Usaha Sekolah, pendataan KJP, membantu pembuatan SKTM (surat keterangan tidak mampu) ke kelurahan, 'ya kalo semua siswa tinggal di satu kelurahan masalahnya ada beberapa siswa yang tinggal di kelurahan lain'. Tolong orang kelurahan ikut terjun ke rumah warganya ya, saya sendiri merasa tugas dan kewajiban terlihat abu-abu disini.



Lanjut lagi, setelah pihak sekolah menyiapkan beberapa siswa penerima KJP (sekitar 30han siswa) dan menyiapkan kelas untuk kami mendata. Kami langsung mendata mereka, dengan bahasa yang lebih mudah saya gunakan karena siswa SD kurang begitu paham dengan pertanyaan tentang KJP, saat saya mendata salah satu siswa, ada yang terlihat menjawab dengan ragu atau juga bohong. "Kenapa..? "Ya" anak SD itu kalo bohong keliatan banget dari mata dan gerak badannya. Ada yang bilang gak punya Handphone tetapi ternyata punya bahkan plus tablet lagi. Ya memang harga satuannya gak sampe 1 juta tapi kalo keduanya ditotal ya dapetlah 1 jutaan, padahal saya sendiri yang hidup di kota waktu SD gak di bolehin punya handphone.



Saya pada hari itu mendata 5 orang siswa kelas 4, cukup lama saya mendata mereka. Karena saya       sambil ngobrol santai dengan mereka, ada yang ranking 1, 3 dan 7 dari siswa yang saya data, jadi mereka yang menerima KJP sebenarnya masih punya semangat belajar, jadi KJP itu penting banget buat mereka. Mereka juga cukup optimis dengan kota Jakarta dan pemerintahnya. Tapi ada keluhan dari siswanya nih, kata mereka yang saya data itu untuk mendapatkan KJP itu sulit dan rumit. Tapi kalo menurut saya sosialisasinya saja yang kurang. Tetapi bagaimanapun mereka tetap menganggap KJP itu amat sangat membantu mereka, dalam memberi kebutuhan sekolah.



Oiya, ada tambahan dari pak Syafe'i selaku yang mengurus KJP di Sd ini, ia memberi masukan dalam penggunaan websitenya karena dinasnya kurang bersosialisasi karena untuk SD tenaga TU hanya ia saja, ia harus mendata siswa, cek kasana dan kesini mengurus ini dan itu, ditambah ia harus mengisi manual dan juga digital. Beliau hanya meminta untuk pengurusanya lebih efisien. 



Dan sedikit tambahan dari saya, menurut pak Syafe'i dari pihak bank Dki yang datang kesekolah, pihak bank bilang KJP hanya boleh dibelikan keperluan sekolah saja. "Emmmmm, ini unik sekali, padahal saya pernah nonton di berita Pak Ahok bilang untuk keperluan gizi si anak juga perlu, seperti susu, lauk yang layak untuk terpenuhinya gizi mereka. "Nah, apa masalahnya dari miscomunikasi ini..? Si siswa penerima KJP ini jadi memberi kebutuhan sekolah secara boros, entah sepatu sekolah yang harganya 450ribuan dan membeli sesuatu yang berulang. Seperti yang saya tanya ke salah satu siswa, "kamu bulan kemarin kan sudah beli kebutuhan sekolah kayak sepatu, bulan besok mau beli apa? "Beli sepatu". Mubazir gak si kalo uangnya malah jadi beli sesuatu yang udah ada dan masi layak dipakai..?



Sekian dari saya untuk hari ini, Semangat Untuk Anak Indonesia.. :)

Stevanus Dewangga
Jumat pagi 16 Oktober 2015, saya sampai di kampus sekitar pukul 7.40 pagi, di lobby sudah ada Kahfi yang menunggu. Kami berencana untuk mengerjakan tugas CB professional development yang bekerja sama dengan TFI dengan membantu pendataan KJP di SDN Tegal Alur 01 PG.

Setelah beberapa anggota kami berkumpul, kami masih menunggu salah satu anggota yang terjebak macet hingga pukul 8.40 pagi. Kelompok kami berisikan 5 anak jurusan DKV (termasuk saya) dan 3 anak jurusan IT. Setelah 5 orang dari DKV berkumpul semua, kami berangkat ke SDN Tegal Alur 01 PG, anak jurusan IT menyusul karena mereka diharuskan untuk mengajar.

Sesampainya disana, sekitar pukul 10 kami menemui pihak sekolah untuk meminta izin pelaksanaan dan persiapan wawancara. Kami awalnya ingin menemui kepala sekolah namun beliau sedang tidak di tempat, melainkan di kantor polisi untuk pengarahan keamanan, oleh sebab itu kami disambut oleh bpk. Syafei selaku petugas TU, dan juga bertanggung jawab sebagai operator KJP.

Setelah melakukan pendataan terhadap sekolah melalui bpk. Syafei, sekitar pukul 11 kami melanjutkan ke kelas dimana sudah dikumpulkan anak- anak penerima KJP, dikarenakan tidak semuanya hadir (sudah pulang karena jam bubar sekolah pukul 11) maka kami melakukan pendataan beberapa sampel siswa dari kelas 3 sampai 6.

Saya mendata 6 siswa laki- laki, mereka berebut untuk diwawancara karena ingin cepat- cepat pulang. Kami harus menyesuaikan bahasa dan menjelaskan beberapa pertanyaan agar mereka mengerti pertanyaan yang ada. Jawaban mereka terkadang sama dengan temannya  walaupun sudah dihimbau agar tidak terpengaruh temannya. Siswa- siswa yang saya wawancara tidak memberikan nama panjang, hanya nama depan untuk keperluan data. Saat wawancara keadaan kelas lumayan ricuh karena mereka berebut untuk diwawancara, siswa laki- lakinya sibuk bercanda dengan temannya sembari menunggu giliran dan beberapa siswi iseng menanyakan nama kami secara tiba- tiba.

Setelah selesai mendata para siswa, kami kembali ke ruang kepala sekolah untuk menemui pak Syafei sekalian pamit. Namun sebelum kami pulang pak Syafei menyampaikan beberapa masukan untuk KJP yaitu mengenai UI (User Interface) yang terlalu rumit mengingat beberapa operator awam dan juga karena tenaga TU yang ada di beberapa sekolah sedikit, sehingga prosedur yang ada menghambat efisiensi kerja dirinya serta teman- teman operator KJP lainnya.

Masukan dari saya tentang pendataan KJP secara digital adalah dengan membuatkan User Manual berbentuk file PDF sehingga dapat dibagikan kepada operator- operator KJP yang ada, juga sebaiknya diperhatikan kesamaan bahasa dimana menurut Bpk Syafei KJP dapat digunakan untuk keperluan gizi, sedangkan saat penyuluhan dari Bank DKI, dikatakan bahwa KJP dapat digunakan HANYA UNTUK KEPERLUAN SEKOLAH. Contoh seorang ibu menggunakan KJP untuk beli sepatu, buku dan baju, saat dana KJP selanjutnya turun mereka hanya dapat menggunakan KJP untuk sepatu, buku dan baju lagi. Kejadian ini dapat terjadi dikarenakan sedikit perbedaan bahasa atau miscommunication.


Saya Reza Raditya (1701345203) jurusan DKV Animasi



Kami mendapatkan tugas dari TFI (Teach For Indonesia) untuk mendata sekolah yang mendapatkan program KJP (Kartu Jakarta Pintar) dan juga mendata anak – anak yang mendapatkan 8355. Pada tanggal 16 oktober 2015 tepatnya pada puku 08.30, kami sekelompok yang terdiri dari dua jurusan (DKV Animasi dan IT) berangkat menuju SD Tegal Alur 01 PG yang terletak di Kali Deres, Jakarta Barat.

Setelah kurang lebih 1 jam perjalanan, kami sampai di SD tersebut dan langsung di sambut oleh salah satu guru disana dan menunjukan kami ruang kantor guru. kebetulan saat itu kepala sekolah sedang berada diluar
 

Sebelumnya perkenalkan, nama saya Giovanni Fiorentino (1701297034). Saya adalah seorang 


mahasiswa Binus University jurusan Teknik Informatika.

Pada hari Jumat, 16 Oktober 2015, kami pergi ke sekolah SDN Tegal Alur 01 Pagi. Adapun tujuan kami kesana adalah untuk melaksanakan tugas yang kami dapatkan di mata kuliah Character Building (CB). Adapun tugas yang dimaksud adalah mendata tentang system Kartu Jakarta Pintar(KJP) yang telah berlangsung di Jakarta pada beberapa tahun belakangan ini. Ketika kami sampai disana, kami langsung melakukan wawancara dengan para penerima KJP, dikarenakan teman-teman kami yang merupakan mahasiswa jurusan DKV, telah sampai lebih dulu dan telah meminta izin dan menjelaskan maksud dari kedatangan kami ke sekolah tersebut. Saat  mendatakan para siswa, mereka terlihat sangat antusias untuk diwawancarai, dan bahkan sempat berebutan untuk minta diwawancarai terlebih dahulu. Dalam mengajukan pertanyaan, sempat terlihat kebingungan dari mereka, karena menurut saya disebabkan oleh bahasa dari form tersebut terlalu berat untuk dicerna oleh anak seusia mereka. Disana saya mendata sekitar 6 orang siswa yang merupakan 
campuran dari siswa kelas 4,5, dan 6.

Setelah selesai mendata mereka, kami pun mengobrol dengan pak Syafe’I, yang merupakan bagian tata usaha dari sekolah tersebut. Disana beliau mengungkapkan pendapatnya tentang pelaksaan KJP yang berlangsung, baik dari sudut pandang penerima, sistematis, dan beberapa hal lainnya. Beliau juga berharap agar kami melanjutkan pembicaraan ini ke TFI, dengan harapan TFI akan menyampaikan ke Diknas, agar aspirasinya dapat terpenuhi.Sekian dari saya hari ini, atas perhatiannya, saya mengucapkan terima kasih.

Nama saya Randy (1701292834) jurusan saya teknik informatika,
Pada hari jumat lalu tepatnya 16 oktober 2015 kelompok saya berencana untuk pergi ke sekolah SDN Tegal Alur 01 pagi, dengan tujuan untuk melakukan pengecheckan data KJP yang merupakan perpanjangan tangan dari pemerintahan dengan bantuan organisasi TFI dan merupakan tugas untuk mata kuliah CB: Professional Development yang merupakan mata kuliah cb terakhir yang kami dapatkan. Kelompok kami terdiri dari 8 orang dimana 5 orang DKV dan 3 orang TI, karena saya, Giovanni, dan dwitrista ada jadwal mengajar pada pagi hari membuat kami harus menyusul. Kelompok yang lainnya jalan pada jam 8 dan kami 9. Ketika dalam perjalanan kami ber-3 sama-sama tidak tahu jalan kesana jadi kami menggunakan aplikasi Waze sebagai penunjuk jalan. Ketika kami sampai disana, kami kesulitan mencari parker sehingga kami parkir didepan tempat mini market. Kesan pertama ketika melihat sekolah tersebut, apakah siswa dapat belajar dengan nyaman di sekolah tersebut ? karena bangunan sekolah tersebut sudah terlihat tua dan membutuhkan renovasi. Ketika kami masuk teman teman yang sudah sampai duluan sesudah meminta ijin kepada kepala sekolah dan anak-anak penerima kjp yang ingin di wawancari sudah disiapkan di satu ruangan. Lalu saya masuk keruangan tersebut dan melihat anak-anak yang sudah siap di wawancari, sekolah ini sangat tidak keberatan untuk kami melakukan inspeksi padahal kami datang-datang tiba. Pada awalnya mereka sedikit kelabakan untuk mempersiapkan dokumen dokumennya, tetapi berjalan lancar setelah itu. Awal nya kami hanya berencana untuk mewawancari 4 orang setiap anggota kelompok namun dikarenakan banyak siswa yang sudah di siapkan, kami mewawancari masing2 kurang lebih 7-10. Kegiatan ini memiliki tujuan yang baik untuk mem-filter kembali penerima KJP namun menurut saya untuk melakukan wawancara terhadap anak yang masih kecil susah untuk mendapatkan jawaban valikd, karena terkadang beberapa jawaban dari mereka tidak tahu apakah mereka mengerti pertanyaannya atau tidak. Setelah kami selesai wawancara kami berpamitan pada pihak sekolah  dan melakukan perjalanan kembali ke kampus

Dwitrista Chlorofillano Garno.

Universitas Bina Nusantara memberikan tugas kepada setiap mahasiswa untuk melakukan community service minimal 30 jam dalam 6 semester. Pada semester ini, kelompok dari matakuliah CB -Professional development melakukan kegiatan pendataan KJP di sekolah SD Negeri 1 Pagi Tegal Alur di Daerah sekitar Kamal yang diminta dan ditetapkan oleh Teach for Indonesia (TFI).

Kunjungan pertama ke SDN 1 Tegal Alur dilakukan pada pagi hari pukul 9 pagi dan memakan waktu sekitar 2 jam. waktu termakan cukup lama karena tempat baru bagi kami. kelompok kami terpisah menjadi 2 kendaraan. setelah sampai, karena kendaraan kami terlambat, kami langsung mewawancarai siswa siswi sd tersebut. Dalam leri semiambar wawancara terdapat banyak pertanyaan yang berhubungan dengan penerimaan kjp, cara pendaftaran, digunakan untuk apa saja, dan kepemilikan barang siswa tersebut.

Saya mewawancarai 7 orang siswa. Rata rata dari semua siswa bingung kita ditanyakan pertanyaan yang ada pada lembar pertanyaan karena orang tua yang mengurus kartu jakarta pintar, sehingga banyak pertanyaan yang dijawab tidak tahu, maka itu saya harus bertanya lebih detail dan menjuru.

Setelah mewawancarai siswa, kami diundang masuk kedalam ruang kepala sekolah dan berbincang dengan pak syafei selaku tata usaha satu satunya pada sekolah. kita berbicara tentang sulitnya melakukan prosedur untuk mendaftarkan KJP yang harus dilakukan secara online dan offline, semua hal tersebut dilakukan oleh dia seorang.

Demikian laporan perjalanan dari saya, Semanga untuk semua bangsa indonesia, terus maju !